BERITA LUAR NEGARA

Ulama Bulukumba Kecam Pernyataan Mabes Polri Karena Pantau Dakwah

Bulukumba, Sulsel (ANTARA News) - Forum Umat Islam (FUI) Bulukumba, Sulawesi Selatan mengecam pernyataan Markas Besar Kepolisian Indonesia (Mabes Polri) yang memerintahkan kepolisian daerah memantau aktivitas dakwah dan ceramah selama bulan Ramadhan.

Pengurus Forum Umat Islam (FUI) Bulukumba, Musyafir di Bulukumba, Ahad, menilai pernyataan Mabes Polri terlalu berlebihan.

"Bahkan di masa Orde Baru para ulama tidak pernah mendapat pengawasan ketat yang berdampak terhadap kondisi psikologi para ulama ketika mereka sedang membawakan dakwahnya di depan umat," katanya.

"Ini jelas-jelas memojokkan umat Islam sebagai umat yang tidak menyukai kekerasan. Bisa saja pernyataan ini titipan dari negara asing," ujarnya.

Kekhawatiran yang terlalu berlebihan dari aparat kepolisian ini, ungkap Musyafir justru akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang akan melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan ini.

"Polisi tidak perlu mempublikasikan hal ini ke masyarakat luas, karena ini berdampak buruk bagi umat," ungkapnya.

Sebelumnya, Mabes Polri telah memerintahkan kepolisian di daerah meningkatkan upaya pencegahan tindak terorisme. Salah satu bentuknya adalah menggiatkan pengawasan terhadap ceramah keagamaan dan kegiatan dakwah.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna mengatakan, jika dalam materi dakwah itu ditemukan ajakan yang bersifat provokasi dan melanggar hukum, aparat akan mengambil tindakan tegas.

Pengawasan itu, terang Nanan, bukan bermaksud membatasi ceramah atau dakwah. Namun, upaya itu dipandang perlu untuk memantau dan merekam, apakah ada upaya provokasi dan pelanggaran hukum.(*)


Virus Buatan Indonesia Lebih Berbahaya dari Asing

Virus Buatan Indonesia Lebih Berbahaya dari Asing
Surabaya (ANTARA News) - Virus buatan Indonesia diyakini lebih berbahaya dari produksi asing, karena virus lokal tersebut bisa menghilangkan data file.

"Sementara, virus asing tidak sampai menghilangkan file penting penggunanya. Produsen virus tersebut hanya ingin menunjukkan kelemahan windows yang ada saat ini," kata Technical Security Consultant, ESET Indonesia, perusahaan di bidang keamanan digital, Yudhi Kukuh, saat dihubungi ANTARA, di Surabaya, Minggu.

Namun, jelas dia, dari sejumlah virus yang menyebar di seluruh jaringan komputer di dunia, virus asal Indonesia hanya menyumbang 0,1 persen.

"Meski penguasaannya terbilang minim secara internasional, pengguna komputer perlu menyadari pentingnya antivirus untuk melindungi data," ujarnya.

Sampai saat ini, kata dia, variasi virus di dunia sangat beragam. Akan tetapi, yang kini menjadi tren dan berbahaya adalah virus "configure". Virus ini sifatnya bisa menggandakan diri, sehingga kini variannya bisa mencapai turunan ke-30 ("configure" varian AQ).

"Mayoritas, selama ini yang menyerang komputer di antaranya `configure generic`, `configure` varian A, dan `configure` varian AA," katanya.

Sementara, ia mencontohkan, ragam virus lokal yang juga membahayakan data pengguna komputer seperti babon, aksika, "coolface & coolface MP3 player", W32/Kill AV, pendekar "blank", pacaran, "blue fantassy", "Windx-Matrox".

"Selain itu, ada juga virus amburadul, `FD Shield`, Purwo C, dan Nadia Saphira," katanya mengungkapkan.

Terkait pengguna antivirus ESET, "Marketing Communications" ESET Indonesia, Chrissie Maryanto, menyatakan, sampai saat ini pasar terbesar sebanyak 60 persen berada di Jakarta, 30 persen di Surabaya, dan 10 persennya menyebar di kota lain.

"Dari jumlah tersebut, segmentasi pasar kami terdiri dari 80 persen kalangan korporasi dan 20 persen pelaku usaha ritel," katanya.

Khusus di Surabaya, ia siap menembus pasar ritel di kota tersebut. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan peritel yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI). Sementara itu, sejak Agustus ini ia telah memiliki `reseller` di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Jember, Bali, Balikpapan, dan Papua.

"Mengenai upaya menarik konsumen, kami memberikan promo Merdeka Dari Virus dengan harga promosi untuk `Home Edition` seperti ESET Antivirus NOD32 yang kini menjadi 24,99 dolar Amerika Serikat (AS), dari harga normal 39,99 dolar AS," katanya.(*)

(Dua berita ini diambil dari ANTARA Indonesia, 24 Ogos 2009)




No response to “BERITA LUAR NEGARA”

Post a Comment